WARNING : Marak MISINFORMASI penculikan anak yang bisa memicu kepanikan dan tindakan kriminal


Belakangan ini warga Sulawesi Utara dihebohkan dengan berita-berita penculikan anak yang terjadi di beberapa tempat. Informasi ini menyebar dengan cepat karena dibagikan lewat Media Sosial baik itu lewat akun pribadi maupun dalam Grup-grup perpesanan. Foto maupun video tersebut menyebar dengan cepat karena ikut dimanfaatkan oleh akun-akun dan grup spesialis PANSOS yang memang berpengalaman dalam mem-viralkan info-info hangat selama ini.

Dampak positifnya, ini merupakan tanda awas dan peringatan kepada orang tua dan masyarakat agar lebih waspada dan hati-hati dalam mengawasi anak-anak mereka saat beraktivitas terutama di luar rumah. Namun di sisi lain, semua informasi ini juga membawa reaksi berlebihan bagi kalangan tertentu yang memang senang memanfaatkan media sosial demi ketenaran (di manado bisa disebut "suka batop").

Dari penelusuran MCT ternyata fenomena ini tidak hanya terjadi di Sulawesi Utara. Beberapa daerah lain di Indonesia juga mengalami kejadian yang serupa. Bahkan ada yang kemudian berdampak langsung.

SUKARESIK, JAWA BARAT
Seorang warga ditangkap dan langsung dihakimi (dipukuli dan ditendang) karena dianggap sebagai penculik anak. Pihak Kepolisian memastikan bahwa yang bersangkutan bukan penculik anak namun Orang yang mengalami gangguan jiwa.
https://www.merdeka.com/cek-fakta/cek-fakta-hoaks-video-penangkapan-penculik-anak-di-tasikmalaya.html

ALASTUWO, KARANGANYAR
Seorang pria dituduh sebagai penculik anak yang menyamar. Padahal setelah dikonfirmasi ke Polsek dan Bhabinkamtibmas, di wilayah mereka tidak ada kasus penculikan anak dan orang yang dalam foto tersebut juga ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa).
https://polres.karanganyarkab.go.id/2023/02/sempat-membuat-warga-resah-akhirnya-odgj-diamankan-polsek-tasikmadu/

PALEMBANG, SUMATERA SELATAN
Seorang perempuan diarak setengah bugil di bawah Jembatan Ampera karena dituduh sebagai Penculik Anak. Ini diviralkan dalam sebuah video yang direkam dari dalam sebuah mobil yang melintas. Diketahui kemudian dari Kapolsek Ilir Timur I bahwa perempuan itu pencopet yang kemudian sengaja membuka bajunya supaya orang tahu perempuan dan tidak dipukuli warga.
https://www.beritasatu.com/news/1024093/dikira-penculik-anak-wanita-diarak-setengah-bugil-di-jembatan-ampera

SORONG, PAPUA BARAT
Seorang ibu dipukuli, ditelanjangi, dan dibakar hidup-hidup di depan anak perempuannya karena dituduh akan menculik anak. Padahal ini tidak didukung informasi yang jelas tentang siapa si ibu. Tapi karena wajahnya mirip dengan foto yang beredar sebagai orang yang dicurigai pelaku penculikan anak.
https://news.detik.com/berita/d-6533368/wanita-dibakar-hidup-hidup-di-sorong-ini-5-fakta-hingga-pelaku-ditangkap

Semua kejadian di atas terjadi di Januari 2023 dan sekiranya bersamaan juga dengan info penculikan anak yang merebak di Sulawesi Utara.

30 JANUARI 2023 - WOLAANG, LANGOWAN
Seorang anak Pendeta diduga mengalami percobaan Penculikan di rumahnya sendiri. Informasi ini sudah dalam penanganan pihak kepolisian. Jadi kalau pun ini benar tindak penculikan anak, tapi kemudian gagal karena anak tidak mengikuti ajakan oknum yang diduga penculik.



31 JANUARI 2023 - WAREMBUNGAN, PINELENG

Sebuah video viral di media sosial yang menyebutkan bahwa saat itu ada 2 orang penculik anak dan pencuri motor yang sedang dikejar oleh polisi dan warga. Tapi pihak Polresta Manado melalui Kasat Reskrim, Kom. Pol. Sugeng Wahyudi Santoso telah mengkonfirmasi bahwa berita tersebut tidak benar. Yang terjadi adalah pencarian DPO Curanmor oleh pihak kepolisian yang kemudia divideokan dengan mennyebut pengejaran penculik anak.

Melihat dari contoh-contoh kasus di atas dan berbagai informasi yang didapatkan oleh MCT, isu penculikan anak ini selalu hangat disajikan dengan berbagai sudut pandang dan ceritanya. Bahkan setiap tahun selalu jadi primadona. Tapi kebanyakan merupakan informasi yang keliru (MISINFORMASI). Dalam hal ini penyebar info kebanyakan dari mereka yang tidak memiliki cukup informasi dan diragukan kebenarannya. Sayangnya di media sosial kemudian isu seperti ini dengan cepat menyebar luas dan berubah bentuk sesuai dengan bumbu yang ditambahkan orang yang memposting. Bahkan kejadian yang terjadi di daerah lain justru dihebohkan di daerah yang lain lagi untuk meningkatkan sensasi.

Kami berharap serta mengingatkan Netizen Sulut agar lebih hati-hati dalam menerima informasi dari media sosial. Dicek dulu kebenaran informasinya dan dilihat seberapa penting untuk membagikannya lagi. Karena dari informasi yang salah ini, saat menyebar dan diterima tanpa klarfifikasi, bisa mendatangkan kepanikan serta reaksi berlebihan. Dan imbasnya ketika ada perkembangan di sekitar mereka yang sekira mirip maka ada kecenderungan mereka akan mengambil tindakan yang dapat memakan korban hingga korban jiwa.

Kami juga menghimbau para pengelola grup di media sosial (Administrator/Moderator) atau aplikasi perpesanan agar lebih bijak dan teliti dalam menyaring informasi yang masuk. Jangan biarkan anggota grup menerima informasi yang salah atau HOAX. Anda bertanggung jawab penuh atas trafik informasi dalam grup anda. Penyebaran informasi yang berisi informasi bohong (termasuk tentang penculikan anak) sendiri bisa dijerat dengan Pasal 28 UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU No. 11 Tahun 2008 dengan perubahannya pada UU No. 19 Tahun 2016).

Bijaklah dalam bermedia sosial, saring sebelum sharing. Waspada itu penting tapi tidak perlu hingga makan korban. Kita jaga Sulawesi Utara dari dampak negatif dunia digital.

0 Komentar